Coba deh, kalau kamu lagi bad mood siapa sih jadi penolong pertama kamu selain pacar atau orang-orang terdekat? Yup, bener banget cokelat bisa jadi sahabat kita saat badmood. Kayaknya cokelat gapernah gagal ya bikin kita jadi happy, saat galau cokelat bisa jadi pelarian yang pas, lezat dan pastinya menghibur!

Nah, ternyata cokelat dan mood memiliki kaitan emosional dan psikologis. Yuk, coba cek lebih lanjut:

Cokelat dan kenyamanan emosional

Chocolovers, nyadar nggak? Dulu waktu kecil dan kita sering bersedih pasti selalu diberikan cokelat…yagak? Seiring berjalannya waktu, kita secara tidak sadar menghubungkan coklat dengan kenyamanan emosional yang kita alami. Ada pengaruh nostalgia yang terkait dengan aroma, rasa, dan pengalaman menyantap coklat. Dengan memakan coklat dapat membangkitkan kenangan menyenangkan dan juga memberikan perasaan hangat di dalam hati kita

Sisi psikologis: cokelat sebagai hadiah

Hayo jujur, berapa banyak orang yang sering menganggap cokelat sebagai hadiah atau bentuk sebuah reward untuk diri sendiri atau orang lain? Ketika kita memberikan diri kita coklat sebagai bentuk reward, kita akan menciptakan asosiasi positif antara coklat dan perasaan bahagia. Selain itu, dengan tekstur dan rasa nikmat yang dimiliki oleh coklat, tentunya mampu memberikan pengalaman makan yang memuaskan. Aktivitas makan inilah yang pada akhirnya dapat memberikan kesenangan dan kepuasan yang dapat memperbaiki mood kita.

Pelepasan endorfin

Cokelat punya kemampuan untuk merangsang pelepasan endorfin dalam otak kita. Endorfin adalah senyawa alami yang dihasilkan oleh tubuh kita dan bertanggung jawab atas perasaan senang dan kenikmatan. Ketika kita mengkonsumsi coklat, kandungan feniletilamin di dalamnya memicu pelepasan endorfin, yang memberikan perasaan bahagia dan euforia sesaat. Efek ini membuat kita merasa nyaman dan ingin terus mencari sensasi yang sama dengan mengkonsumsi coklat lagi dan lagi.

Gimana? Apakah chocolovers sudah tau tentang alasan-alasan ini?